Kamis, 13 Desember 2012

An Introducing education Research


PENGANTAR PENELITIAN PENDIDIKAN
Kemampuan-kemampuan
Setelah membaca Bab I, kamu (anda) akan dapat :
1.     Mendaftar dan menjelaskan dengan ringkas langkah-langkah  pokok  yang terlibat dlm melakukan study riset.
2.     Memilih salah satu artikel dari terbitan baru  Jurnal Penelitian Pendidikan (the Journal of Educational Research) dan dari  jurnal Psikologi Pendidikan (the Jurnal of Educational Psychology).Untuk setiap artikel , Mengidentifikasi dan menyatakan:
a.     Masalah
b.     Prosedur
c.     Metode Analisis dan
d.     Kesimpulan Utama
(Catatan: 1945 bukan trbaru)
3.     Mendefinisikan dengan ringkas dan menyatakan karakteristik pokok,setiap metode dari  lima metode riset.
4.     Untuk setiap metode dari  lima metode riset, menjelaskan dengan ringkas  3 kemungkinan study riset.
Misalnya:
Experimental – Sebuah study untuk menentukan akibat tutorial sebaya pada ketramilan computer kelas 3.
METODE ILMIAH

Tujuan semua usaha-usaha  ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol kejadian. Tujuan ini didasarkan atas asumsi bahwa semua perilaku dan peristiwa yang runtut dan merupakan akibat2 yang memiliki sebab2 yang bisa ditemukan. Kemajuan terhadap tujuan ini meliputi perolehan pengetahuan dan perkembangan dan pengetesan teori2. Keberadaan teori yang hidup sangat membantu kemajuan ilmiah dengan cara serempak menjelaskan banyak kejadian. Dibandingkan dengan sumber2 pengetahuan yg lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif dan penalaran deduktif, aplikasi metode ilmiah tak diragukan lagi yg paling efisien dan reliabel. Beberapa masalah yg terkait dg pengalaman dan otoritas sebagai sumber2 pengetahuan secara grafis digambarkan dg sebuah cerita yg menceritakan tentang Aristoteles. Menurut cerita, suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan dg hati2 menghitung dan menghitung lg kaki2nya. Kemudian ia mengatakan bahwa lalat mempunyai 5 kaki. Tak seorangpun menanyakan apa yang dikatakan Aristoteles. Bertahun2 penemuannya diterima tanpa kritik. Tentu saja lalat yang ditangkap Arsitoteles kebetulan baru sj kehilangan sebuah kaki! Apakah anda percaya atau tidak cerita itu, ini menggambarkan batasan2 yg tergantung pd pengalaman dan otoritas pribadi sebagai sumber pengetahuan.
Baik Penalaran induktif  ataupun deduktif jg punya nilai terbatas jika digunakan secara khusus. Penalaran induktif menyangkut formulasi generalisasi2 yg didasarkan pd observasi jumlah yg terbatas pd peristiwa2 khusus.
Contohnya:             Setiap bahan bacaan riset yg diuji berisi bagian sampling.
Maka, semua bahan bacaan riset berisi bagian sampling.
Penalaran deduktif pd dasarnya menyangkut proses terbalik yg sampai pd kesimpulan khusus yg didasarkan pd generalisasi2.
Contohnya:          Semua bahan bacaan riset berisi bagian sampling.
Buku ini adalah sebuah bahan bacaan riset.
Maka, buku ini berisi sebuah bagian pd sampling. (Demikian?)
Meskipun keduanya bukan pendekatan yang memuaskan sama sekali, jika digunakan bersama-sama sebagai komponen integral metode ilmiah, keduanya sangat efektif. Pada dasarnya metode ilmiah menyangkut induksi hipotesis yg berdasarkan observasi, deduksi implikasi2 hipotesis, pengujian implikasi, dan konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis.
Metode ilmiah merupakan sebuah proses yg sgt runtut menyangkut langkah2 berurutan: rekognisi dan definisi masalah; formulasi hipotesis; pengumpulan data; analisis data; dan pernyataan kesimpulan2 yg berkaitan dg konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis. Langkah2 ini bisa diterapkan secara informal untuk pemecahan masalah sehari2 sebagai arah plg efisien yg diambil dr rumah dibawa ke pekerjaan atau ke sekolah, waktu terbaik membuka jendela di bank, atau jenis terbaik kalkulator elektronik utk berdagang. Penerapan metode ilmiah yg lbh formal utk pemecahan masalah2 adalah apa sj yg terkait dg riset.          


APLIKASI METODE ILMIAH DALAM PENDIDIKAN
Riset adalah aplikasi formal, sistematik dari metode ilmiah utk kajian masalah2; riset pendidikan adalah aplikasi formal, sistematik dari metode ilmiah utk study masalah2 pendidikan. Tujuan riset pendidikan mengikuti tujuan semua sains yaitu menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena pendidikan. Perbedaan utama antara riset pendidikan dg riset ilmiah yg lain adalah sifat fenomena yg dikaji. Mungkin lebih sulit menjelaskan, memprediksi dan mengontrol situasi yg menyangkut manusia dan jauh lbh kompleks dr pd semua organisme. Ada banyak variabel yg diketahui dan tdk diketahui yg dijalankan di suatu lingkungan pendidikan yang sgt sulit utk mengeneralisasikan atau mereplikasikan temuan2. Jenis2 kontrol kaku yg bisa dibangun dan dipertahankan dlm sebuah laboratorium biokimia sgt tdk mungkin dlm setting pendidikan. Observasi jg lbh sulit dlm riset pendidikan. Pengamat bisa subyektif dlm merekam perilaku dan orang yg diamati jg bs berperilaku tdk sama krn sdg diamati; reaksi kimia cenderung tdk disadari menjadi fakta yg sdg diamati! Pengukuran yg tepat jg lbh sulit dlm riset pendidikan. Kebanyakan pengukuran pasti tdk langsung; tdk ada ukuran2 yg bs diukur dg sebuah barometer utk mengukur intelegensia, prestasi, atau sikap. Perhatikan bahwa tujuan riset bkn utk membuat sebuah kasus yg terkait dg kepercayaan – yaitu utk apa kertas ada – atau untuk membuktikan sebuah titik. Riset adalah pertanyaan yg obyektif, tdk bias utk penemuan2 yg replikebel/diulangi lg.
             Mungkin tepatnya  kesulitan dan kompleksitas riset pendidikan menjadi semacam bidang garap yg menantang dan menyenangkan. Karena sebuah steretip popular yg menggambarkan peneilti2 sebagai orang2 laki tua yg berkacamata, berpunggung bungkuk yg tak pernah berhenti menambah bahan kimia ke dlm uji tabung, setiap hari ribuan laki2 dan wanita semua umur, ukuran dan bentuk melakukan riset pendidikan dlm berbagai setting. Setiap tahun jutaan dolar dihabiskan utk pertanyaan pengetahuan yg terkait dg proses belajar mengajar. Riset pendidikan telah menyumbangkan banyak temuan yg terkait dg prinsip2 perilaku, belajar dan retensi. Demikian jg, kontribusi penting tlh dilakukan terkait dg kurikulum, pengajaran, materi/bahan pengajaran, desain, pengukuran dan analsis. Baik riset kuantitaif maupun kualitatif meningkat. Ini disebabkan sebagian  peneliti dilatih lbh baik. Kenyataannya, banyak lulusan program pendidikan, di bidang2 yg berbeda seperti pendidikan jasmani, pendidikan seni, dan pendidikan bhs Inggris yg sekarang membutuhkan sebuah kursus riset utk semua pelajar.      
             Langkah2 yg ada dlm pelaksanaan riset mestinya tampak mirip karena langsung terkait dengan langkah2 metode ilmiah:
1.     Seleksi dan definisi masalah. Sebuah masalah adalah sebuah hipotesis atau pertanyaan yg terkait dg pendidikan yg mana bisa diuji atau dijawab melalui pengumpulan dan analisis data.
2.     Eksekusi prosedur riset. Prosedur sifatnya meliputi seleksi subyek2 dan seleksi atau pengembangan alat2 pengukuran. Desain study akan mendiktat besarnya prosedur2 khusus yg terkait dlm study.
3.     Analisis data. Analisis data biasanya menyangkut aplikasi tehnik2 sebuah statistik atau lebih. Data dianalisis dg cara membolehkan peneliti menguji hipotesis riset atau menjawab pertanyaan riset.
4.     Menarik dan menyatakan simpulan. Simpulan berdasarkan hasil analisis data. Simpulan dinyatakan atas dasar hipotesis atau pertanyaan orisinil/awal. Simpulan seharusnya menyatakan, misalnya, apakah hipotesis riset didukung atau tidak didukung.
Dlm laporan riset, contohnya sebuah artikel yang dipublikasikan dlm sebuah jurnal, langkah2 ini mestinya jelas nyata jika laporan ini ditulis. Masalah pd umumnya akan disajikan dlm pernyataan yg diawali dg frase “tujuan study ini adalah utk…..” dan “masalah tlh diuji hipotesisnya…..” Bagian prosedur sebuah laporan bisa sgt panjang dan terperinci/detil, tetapi ada langkah2 utama khusus yg bisa diidentifikasi contohnya jumlah karakteristik subyek (sampel), sebuah deskripsi alat2 pengukuran termasuk ketika dikelola (misalnya, apakah ada prites), dan sebuah deskripsi perlakuan grup, jika tepat. Tehnik analisis data biasanya mudah diidentifikasi; mereka pd umumnya akan disajikan dlm pernyataan yg diantaranya frase seperti “data sdh di analisis dg menggunakan ….” atau “sebuah ……. tlh digunakan utk menganalisis data.” Simpulan biasanya ditandai semacam itu. Sementara mungkin banyak simpulan disajikan, minimal salah satu di antaranya hrs terkait langsung dg hipotesis atau pertanyaan awal. Pernyataan misalnya “Dpt disimpulkan bahwa lebih banyak riset dibutuhkan dlm bidang ini” adalah bagus tetapi tentu sj tdk mewakili simpulan utama dari kajian. Riset lbh banyak selalu dibutuhkan!
             Study2 riset bisa diklasifikasikan dlm beberapa cara. Dua pendekatan utama adalah mengklasifikasikan menurut tujuan dan menurut metode. Jika tujuan adalah kriteria klasifikasi, maka semua study riset masuk dlm slh satu 5 kategori: basic research, applied research, evaluation research, research and development (R&D), atau action research. Metode riset mengacu pd semua strategi yg terdapat dlm pengumpulan dan analisis data; strategi ini diacu/dirujuk sebagai desain riset. Bahkan dg menggunakan metode riset sbg kiteria bisa mengarah kpd beberapa skema klasifikasi yg berbeda. Meskipun ada 5 tipe, jenis atau metode riset yg berbeda: historis, deskriptif, korelasi, kausal komparatif dan eksperimental.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar