PENGANTAR
PENELITIAN PENDIDIKAN
Kemampuan-kemampuan
Setelah membaca Bab I, kamu (anda) akan
dapat :
1.
Mendaftar dan menjelaskan dengan ringkas langkah-langkah pokok yang terlibat dlm melakukan study
riset.
2.
Memilih salah satu
artikel dari terbitan baru Jurnal
Penelitian Pendidikan (the Journal of Educational
Research) dan dari jurnal Psikologi Pendidikan (the Jurnal of Educational Psychology).Untuk setiap
artikel , Mengidentifikasi dan menyatakan:
a.
Masalah
b.
Prosedur
c.
Metode Analisis dan
d.
Kesimpulan Utama
(Catatan: 1945 bukan trbaru)
3.
Mendefinisikan
dengan ringkas dan menyatakan karakteristik pokok,setiap metode dari lima metode riset.
4.
Untuk setiap metode
dari lima metode riset,
menjelaskan dengan ringkas 3 kemungkinan study riset.
Misalnya:
Experimental – Sebuah study untuk menentukan akibat tutorial sebaya pada
ketramilan computer kelas 3.
METODE ILMIAH
Tujuan semua usaha-usaha ilmiah adalah
untuk menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol kejadian. Tujuan ini didasarkan atas asumsi bahwa semua perilaku dan peristiwa yang
runtut dan merupakan akibat2 yang memiliki sebab2 yang
bisa ditemukan. Kemajuan terhadap tujuan ini meliputi perolehan pengetahuan dan
perkembangan dan pengetesan teori2. Keberadaan teori yang hidup sangat membantu
kemajuan ilmiah dengan cara serempak menjelaskan banyak kejadian. Dibandingkan dengan sumber2 pengetahuan yg lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif dan
penalaran deduktif, aplikasi metode ilmiah tak diragukan lagi yg paling efisien
dan reliabel.
Beberapa masalah yg terkait dg pengalaman dan otoritas sebagai sumber2
pengetahuan secara grafis digambarkan dg sebuah cerita yg menceritakan tentang Aristoteles. Menurut cerita, suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan dg
hati2 menghitung dan menghitung lg kaki2nya. Kemudian ia mengatakan bahwa lalat
mempunyai 5 kaki. Tak seorangpun menanyakan apa yang dikatakan Aristoteles. Bertahun2 penemuannya diterima tanpa
kritik. Tentu saja lalat yang ditangkap Arsitoteles kebetulan baru sj
kehilangan sebuah kaki! Apakah anda percaya atau tidak cerita itu, ini
menggambarkan batasan2 yg tergantung pd pengalaman dan otoritas pribadi sebagai
sumber pengetahuan.
Baik Penalaran induktif ataupun deduktif jg punya nilai terbatas jika
digunakan secara khusus. Penalaran induktif menyangkut formulasi generalisasi2
yg didasarkan pd observasi jumlah yg terbatas pd peristiwa2 khusus.
Contohnya: Setiap
bahan bacaan riset yg diuji berisi bagian sampling.
Maka, semua bahan bacaan riset berisi bagian sampling.
Penalaran deduktif pd dasarnya menyangkut proses terbalik yg sampai pd
kesimpulan khusus yg didasarkan pd generalisasi2.
Contohnya: Semua
bahan bacaan riset berisi bagian sampling.
Buku ini adalah sebuah bahan bacaan riset.
Maka, buku ini berisi sebuah bagian pd sampling. (Demikian?)
Meskipun keduanya bukan pendekatan yang memuaskan sama sekali, jika
digunakan bersama-sama sebagai komponen integral metode ilmiah, keduanya sangat
efektif. Pada dasarnya metode ilmiah menyangkut induksi hipotesis yg
berdasarkan observasi, deduksi implikasi2 hipotesis, pengujian implikasi, dan
konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis.
Metode ilmiah merupakan sebuah proses yg sgt runtut
menyangkut langkah2 berurutan: rekognisi
dan definisi masalah; formulasi hipotesis; pengumpulan data; analisis data; dan
pernyataan kesimpulan2 yg berkaitan dg konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis.
Langkah2 ini bisa diterapkan secara informal untuk pemecahan masalah sehari2
sebagai arah plg efisien yg diambil dr rumah dibawa ke pekerjaan atau ke sekolah,
waktu terbaik membuka jendela di bank, atau jenis terbaik kalkulator elektronik
utk berdagang. Penerapan metode ilmiah yg lbh formal utk pemecahan masalah2 adalah
apa sj yg terkait dg riset.
APLIKASI METODE ILMIAH
DALAM PENDIDIKAN
Riset
adalah aplikasi formal, sistematik dari metode ilmiah utk kajian masalah2;
riset pendidikan adalah aplikasi formal, sistematik dari metode ilmiah utk
study masalah2 pendidikan. Tujuan riset pendidikan mengikuti tujuan semua sains
yaitu menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena pendidikan.
Perbedaan utama antara riset pendidikan dg riset ilmiah yg lain adalah sifat
fenomena yg dikaji. Mungkin lebih sulit menjelaskan, memprediksi dan mengontrol
situasi yg menyangkut manusia dan jauh lbh kompleks dr pd semua organisme. Ada
banyak variabel yg diketahui dan tdk diketahui yg dijalankan di suatu
lingkungan pendidikan yang sgt sulit utk mengeneralisasikan atau mereplikasikan
temuan2. Jenis2 kontrol kaku yg bisa dibangun dan dipertahankan dlm sebuah
laboratorium biokimia sgt tdk mungkin dlm setting pendidikan. Observasi jg lbh
sulit dlm riset pendidikan. Pengamat bisa subyektif dlm merekam perilaku dan
orang yg diamati jg bs berperilaku tdk sama krn sdg diamati; reaksi kimia
cenderung tdk disadari menjadi fakta yg sdg diamati! Pengukuran yg tepat jg lbh
sulit dlm riset pendidikan. Kebanyakan pengukuran pasti tdk langsung; tdk ada
ukuran2 yg bs diukur dg sebuah barometer utk mengukur intelegensia, prestasi,
atau sikap. Perhatikan bahwa tujuan riset bkn utk membuat sebuah kasus yg terkait
dg kepercayaan – yaitu utk apa kertas ada – atau untuk membuktikan sebuah
titik. Riset adalah pertanyaan yg obyektif, tdk bias utk penemuan2 yg
replikebel/diulangi lg.
Mungkin tepatnya kesulitan dan kompleksitas riset pendidikan menjadi
semacam bidang garap yg menantang dan menyenangkan. Karena sebuah steretip
popular yg menggambarkan peneilti2 sebagai orang2 laki tua yg berkacamata,
berpunggung bungkuk yg tak pernah berhenti menambah bahan kimia ke dlm uji
tabung, setiap hari ribuan laki2 dan wanita semua umur, ukuran dan bentuk melakukan riset pendidikan
dlm berbagai setting. Setiap tahun jutaan dolar dihabiskan utk pertanyaan
pengetahuan yg terkait dg proses belajar mengajar. Riset pendidikan telah menyumbangkan
banyak temuan yg terkait dg prinsip2 perilaku, belajar dan retensi. Demikian
jg, kontribusi penting tlh dilakukan terkait dg kurikulum, pengajaran,
materi/bahan pengajaran, desain, pengukuran dan analsis. Baik riset kuantitaif
maupun kualitatif meningkat. Ini disebabkan sebagian peneliti dilatih lbh baik. Kenyataannya,
banyak lulusan program pendidikan, di bidang2 yg berbeda seperti pendidikan
jasmani, pendidikan seni, dan pendidikan bhs Inggris yg sekarang membutuhkan
sebuah kursus riset utk semua pelajar.
Langkah2
yg ada dlm pelaksanaan riset mestinya tampak mirip karena langsung terkait
dengan langkah2 metode ilmiah:
1. Seleksi dan definisi masalah. Sebuah masalah adalah
sebuah hipotesis atau pertanyaan yg terkait dg pendidikan yg mana bisa diuji
atau dijawab melalui pengumpulan dan analisis data.
2. Eksekusi prosedur riset. Prosedur sifatnya meliputi
seleksi subyek2 dan seleksi atau pengembangan alat2 pengukuran. Desain study
akan mendiktat besarnya prosedur2 khusus yg terkait dlm study.
3. Analisis data. Analisis data biasanya menyangkut aplikasi
tehnik2 sebuah statistik atau lebih. Data dianalisis dg cara membolehkan
peneliti menguji hipotesis riset atau menjawab pertanyaan riset.
4. Menarik dan menyatakan simpulan. Simpulan berdasarkan
hasil analisis data. Simpulan dinyatakan atas dasar hipotesis atau pertanyaan
orisinil/awal. Simpulan seharusnya menyatakan, misalnya, apakah hipotesis riset
didukung atau tidak didukung.
Dlm laporan riset, contohnya sebuah artikel yang dipublikasikan dlm sebuah
jurnal, langkah2 ini mestinya jelas nyata jika laporan ini ditulis. Masalah pd
umumnya akan disajikan dlm pernyataan yg diawali dg frase “tujuan study ini
adalah utk…..” dan “masalah tlh diuji hipotesisnya…..” Bagian prosedur sebuah laporan
bisa sgt panjang dan terperinci/detil, tetapi ada langkah2 utama khusus yg bisa
diidentifikasi contohnya jumlah karakteristik subyek (sampel), sebuah deskripsi
alat2 pengukuran termasuk ketika dikelola (misalnya, apakah ada prites), dan
sebuah deskripsi perlakuan grup, jika tepat. Tehnik analisis data biasanya
mudah diidentifikasi; mereka pd umumnya akan disajikan dlm pernyataan yg
diantaranya frase seperti “data sdh di analisis dg menggunakan ….” atau “sebuah
……. tlh digunakan utk menganalisis data.” Simpulan biasanya ditandai semacam
itu. Sementara mungkin banyak simpulan disajikan, minimal salah satu di
antaranya hrs terkait langsung dg hipotesis atau pertanyaan awal. Pernyataan
misalnya “Dpt disimpulkan bahwa lebih banyak riset dibutuhkan dlm bidang ini”
adalah bagus tetapi tentu sj tdk mewakili simpulan utama dari kajian. Riset lbh
banyak selalu dibutuhkan!
Study2
riset bisa diklasifikasikan dlm beberapa cara. Dua pendekatan utama adalah
mengklasifikasikan menurut tujuan dan menurut metode. Jika tujuan adalah kriteria
klasifikasi, maka semua study riset masuk dlm slh satu 5 kategori: basic
research, applied research, evaluation research, research and development
(R&D), atau action research. Metode riset mengacu pd semua strategi yg
terdapat dlm pengumpulan dan analisis data; strategi ini diacu/dirujuk sebagai
desain riset. Bahkan dg menggunakan metode riset sbg kiteria bisa mengarah kpd
beberapa skema klasifikasi yg berbeda. Meskipun ada 5 tipe, jenis atau metode
riset yg berbeda: historis, deskriptif, korelasi, kausal komparatif dan
eksperimental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar