Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Tujuan utama
karya R & D tidak untuk merumuskan atau menguji teori tetapi untuk
mengembangkan produk-produk efektif untuk digunakan di sekolah. Produk
yang dihasilkan oleh karya R & D meliputi materi pelatihan guru, materi pembelajaran, seperangkat tujuan pembelajaran, media pembelajaran, dan sistem manajemen. Karya R & D pada umumnya sangat luas
cakupannya dilihat
dari aspek tujuan,
personil, dan waktu yang dibutuhkan. Produk itu
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus dan sesuai dengan
spesifikasi yang rinci.
Ketika R
& D sudah selesai, produk tersebut telah teruji di lapangan dan diperbarui sampai tercapai keefektifan yang
sudah dirancang sebelumnya.
Meskipun proses R
& D membutuhkan
biaya yang tinggi, R
& D menghasilkan
produk kualitas yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Pendidik
dan Tenaga Kependidikan di sekolah yang merupakan pengguna produk R & D mungkin sebagai pihak yang
pertama kali benar2 mengetahui manfaat penelitian pendidikan.
Penelitian Tindakan
Tujuan
penelitian tindakan adalah memecahkan masalah-masalah di kelas melalui
penerapan metode ilmiah. Penelitian
tindakan terkait dengan
masalah lokal dan dilaksanakan ditempat dan waktu tertentu. Hasil penelitian tindakan tidak dapat digeneralisasi untuk tempat dan waktu yang berbeda dan tidak memiliki ciri yang sama dengan kategori penelitian yang lain. Tujuan utama penelitian tindakan adalah pemecahan masalah
tertentu, bukan untuk memberikan kontribusi untuk
pengembangan ilmu. Apakah penelitian
dilakukan di satu kelas atau banyak kelas, peran guru dalam proses itu sangat besar. Semakin banyak pelatihan penelitian yang diikuti oleh guru, semakin banyak penelitian yang
menghasilkan temuan yang valid meskipun tidak bisa digeneralisasikan.
Manfaat penelitian tindakan tidak terbatas pada
orang yang melaksanakan penelitian tersebut. Meskipun ada
kelemahan-kelemahannya, penelitian tindakan bisa mencerminkan pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah yang dianggap
lebih baik dari pada perubahan yang didasarkan atas dugaan keefektifan melalui prosedur yang blm diujicobakan dan sangat lebih baik dari pada tidak ada perubahan
sama sekali. Peneli alat yang digunakan oleh personil sekolah bisa berusaha
memperbaiki proses pendidikan paling tidak di lingkungannya sendiri. Tentu saja
nilai penelitian tindakan terhadap
kemajuan penelitian ilmiah yang benar terbatas. Kemajuan yang benar membutuhkan
pengembangan teori-teori yang terpercaya yang memiliki implikasi terhadap
banyak kelas bkn hanya satu atau 2 kelas. Suatu teori yang terpercaya memiliki
10 prinsip pembelajaran mungkin mengurangi kebutuhan terhadap ratusan studi
penelitian tindakan yang akan datang. Karena keberadaan teori pendidikan sekarang
ini, maka penelitian tindakan memberikan jawaban langsung terhadap
masalah yang tidak mungkin menunggu solusi-solusi teoritik.
KLASIFIKASI PENELITIAN MENURUT METODENYA
Meskipun kadang-kadang
ada tingkat overlap (tumpang tindih) kebanyakan studi penelitian mewakili
sebuah metode atau strategi yang langsung bisa diidentifikasi. Semua studi
memiliki prosedur tertentu secara umum–pernyataan sebuah masalah, pengumpulan
data, analisis data dan penarikan simpulan. Akan tetapi sejauh ini, prosedur
spesifik untuk sebuah tingkat tinggi ditentukan oleh metode penelitian. Setiap
metode didesain untuk menjawab tipe pertanyaan yang berbeda. Pengetahuan
berbagai metode dan prosedur yang masing-masing terkait, penting baik untuk
peneliti maupun untuk pemakai penelitian. Bahkan dengan menggunakan metode sebagai
kriteria, ada beberapa cara dimana penelitian dikalisifikasikan misalnya eksperimental vs
noneksperimental, atau sejarah vs deskriptif vs eksperimental. Akan tetapi
kalisifikasi ini cenderung mengumpulkan studi-studi terkait dengan strategi
penelitian yang sangat berbeda. Sebuah skema klasifikasi yang muncul menjadi sangat
efisien untuk mengurangi kategori dan memperbanyak perbedaan, menempatkan semua
studi penelitian ke dalam satu dari 5 kategori: sejarah, deskriptif, korelasi,
kausal- komparatif, atau eksperimental. Tujuan penjelasan
berikut ini adalah untuk memberikan saudara sebuah ringkasan sehingga paling tidak
sadari akan mampu membaca sebuah laporan penelitian dan
berdasarkan prosedurnya, bisa menentukan manakah dari 5 metode yang
mewakilinya. Kompetensi ini yang akan membantu saudara dalam mereview literatur
untuk masalah yang saudara pilih dalam Bab 2. Metode penelitian akan dibahas
selanjutnya pada Bab 6.
Penelitian Historik/Sejarah
Penelitian historik menyangkut mengkaji, memahami, dan menjelaskan peristiwa
di masa lalu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk menghadirkan simpulan2 yang
berkaitan dengan sebab, akibat, atau trend peristiwa masa lalu yang bisa
membantu untuk menjelaskan peristiwa sekarang dan mengantisipasi masa yang akan
datang. Sementara studi historik jarang dilakukan dari pada tipe penelitian yang lain,
ada masalah-masalah dan isu-isu pendidikan khusus (seperti kebijakan penilaian)
yang mungkin lebih baik dipahami dalam pandangan pengalaman masa lalu. Langkah-langkah
yang terlibat dalam melakukan studi sejarah umumnya sama dengan tipe penelitian
yang lain; sebuah
studi sejarah seharusnya dipandu dengan sebuah hipotesis,
seperti halnya studi eksprimental, jika tidak menurunkan “pemburuan harta
karun” yang tak bertujuan.
Berikut ini
adalah contoh jenis studi penelitian sejarah:
1. Faktor-faktor yang mengarahkan pada pengembangan dan
pertumbuhan pengajaran kepribadian.
2.
Dampak-dampak
keputusan MA PBB terhadap pendidikan Amerika.
3. Trend2 terhadap pengajaran membaca, 1875-1975.
Penelitian Deskriptif
Berikut ini contoh2
pertanyaan tipikal yang investigasi oleh studi penelitian deskriptif:
1. Bagaimana guru-guru kelas 2 memanfaatkan waktunya? Guru-guru
kelas 2 akan diobservasi selama satu periode dan hasilnya mungkin akan
dipresentasikan sebagai prosentase misalnya 60% waktunya digunakan mengajar,
20% bertanya atau menjawab pertanyaan, 10% melaksanakan disiplin administrasi,
dan 10% melaksanakan tugas-tugas administrasi misalnya mengumpulkan uang susu.
2.
Bagaimana
warga Yortown akan memberikan suara pada pemilihan presiden yang akan datang?
Sebuah survey warga Yortown akan dilakukan (questioner atau interview), dan produknya
mungkin akan disajikan dalam prosentase misalnya 70% menunjukkan mereka akan
memberikan suara untuk Peter Pure, 20% untuk George Graft, dan 10% tidak
memutuskan.
3. Bagaimana para ortu merasakan hari-hari sekolah paruh waktu? Orang tua akan disurvey dan
hasilnya mungkin akan disajikan dalam prosentase untuk setuju, menolak, atau tidak
memutuskan.
Penelitian Korelasi
Berikut ini
contoh-contoh tipikal studi korelasi:
1. Hubungan antara intelegensia dengan kreativitas. Skor atas
uji intelegensia dan pada uji kreativitas akan diperoleh dari masing anggota
kelompok yang ada. 2 kelompok skor akan dikorelasikan dan koefesien hasilnya
akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
2.
Hubungan
antara kecemasan dengan prestasi. Skor-skor pada skala kecemasan dan pada uji prestasi
akan diperoleh dari masing-masing anggota kelompok. 2 kelompok skor akan
dikorelasikan dan koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
3. Penggunaan tes bakat untuk memprediksikan kesuksesan di
sebuah kursus aljabar. Skor-skor pada uji bakat aljabar akan dikorelasikan dengan kesuksesan
akhir dalam aljabar karena diukur dengan skor ujian akhir, Misalnya. Jika
koefesien hasilnya tinggi, maka uji bakat akan dianggap prediktor yang baik.
Penelitian Kausal-Komparatif dan Eksperimental
Berikut ini
adalah contoh-contoh
tipikal studi eksperimental:
1. Keefektifan pengajaran terprogram dibandingkan dengan
pengajaran tradisional atas ketrampilan berhitung. Variabel bebas atau sebab
adalah jenis pengajaran (terprogram vs tradisional); variabel terikat atau
akibat adalah ketrampilan berhitung. Dua kelompok (lebih dipilih terbentuk
acak) akan dibuka pada dasarnya menjadi pengalaman yang sama, kecuali untuk metode pengajaran.
Setelah beberapa waktu ketrampilan berhitung mereka akan dibandingkan.
2.
Akibat
pengajaran kemauan sendiri pada konsep pribadi. Variabel bebas atau sebab
adalah kemauan sendiri/belajar bebas (kemauan sendiri vs langkah guru); variabel terikat atau akibat
adalah konsep pribadi. 2 kelompok (diambil secara acak) akan dibuka/dipilih
secara jelas sebagai pengalaman yang sama, kecuali untuk langkah/laju
pengajaran. Setelah beberapa waktu konsep-konsep pribadi mereka akan dibandingkan.
3. Akibat penguatan positif atas sikap terhadap sekolah.
Variabel bebas atau sebab adalah jenis penguatan (misalnya positif vs negative,
atau positif vs tidak ada); variabel terikat atau akibat adalah sikap terhadap
sekolah. 2 kelompok( dipilih secara acak) akan dibuka secara jelas menjadi pengalaman yang sama, kecuali untuk tipe penguatan yang
diterima. Setelah beberapa waktu sikap mereka terhadap sekolah akan
dibandingkan.
Berikut ini
adalah contoh-contoh
tipikal studi kausal-komparatif:
1.
Akibat
kehadiran siswa TK pada prestasi di akhir kelas pertama. Variabel bebas atau
sebab adalah kehadiran siswa TK (siswa TK yang dihadirkan atau yang tidak
dihadirkan); variabel terikat atau akibat adalah prestasi di akhir kelas
pertama. 2 kelompok yang diberi nilai pertama akan diidentifikasi–satu kelompok
yang dating di TK dan satu kelompok yang tidak hadir. Prestasi-prestasi kelompok akan dibandingkan.
2.
Akibat
memiliki ibu yang bekerja pada ketidakhadiran di sekolah. Variabel bebas atau
sebab adalah status ibu ( ibu bekerja atau tidak); variabel terikat atau akibat
adalah ketidakhadiran atau jumlah hari-hari absen/tidak hadir. 2 kelompok siswa akan diidentifikasi–satu kelompok yang memiliki ibu yang
bekerja dengan satu kelompok yang ibunya tidak bekerja. ketidakhadiran 2
kelompok akan dibandingkan.
3.
Akibat
jenis kelamin pada prestasi matematika. Variabel bebas atau sebab adalah jenis
kelamin (laki2 vs perempuan); variabel terikat atau akibat adalah prestasi
matematika. Prestasi laki2 akan dibandingkan dengan prestasi perempuan.
Petunjuk-Petunjuk
Klasifikasi
Manakah dari 5
metode yang paling tepat untuk studi yang ada tergantung pada cara dimana
masalah dibatasi. Masalah umum yang sama sering bisa diinvestigasi dengan
menggunakan beberapa metode. Penelitian dalam wilayah yang ada sering runtut;
deskriptif preliminer dan atau studi korelasi bisa dilakukan yang diikuti dengan
Kausal-komparatif dan atau studi eksperimental, jika semacam itu kelihatannya
terjamin. Sebagai contoh, marilah kita lihat kecemasan dengan prestasi. Studi-studi
berikut ini mungkin bisa dilakukan:
1.
Deskriptif:
sebuah survey guru untuk menentukan bagaimana dan pada tingkat apa mereka
percaya kecemasan berakibat pada prestasi.
2.
Korelasi:
sebuah studi untuk menentukan hubungan antara skor pada skala kecemasan dengan
skor pada ukuran prestasi.
3.
Kausal-komparatif:
sebuah studi untuk membandingkan prestasi sebuah kelompok siswa dikelompokkan yang
memiliki kecemasan tinggi sama dengan kelompok yang memiliki kecemasan yang
rendah.
4.
Eksperimental:
sebuah studi untuk membandingkan prestasi 2 kelompok–satu kelompok dibelajarkan
dalam lingkungan yang menghasilkan kecemasan dengan satu kelompok yang
dibelajarkan dalam lingkungan yang mengurangi kecemasan.
Berikut contoh-contoh seharusnya lebih jauh mengklarifikasikan perbedaan antar
metode:
1.
Sikap
guru terhadap persatuan. Mungkin deskriptif. Studi menentukan sikap guru
sekarang. Data mungkin dikumpulkan melalui penggunaan questioner atau
interview.
2.
Akibat
status sosioekonomik (SES) pada konsep pribadi. Mungkin kausal-komparatif.
Akibat SES pada konsep pribadi sdengan diteliti. Variabel bebas, status
sosioekonomik, tidak bisa dimanipulasi.
3.
Perbandingan
pengajaran kelompok besar vs kelompok kecil terhadap prestasi. Mungkin
eksperimental. Akibat ukuran kelompok pada prestasi sdengan diteliti. Variabel
bebas, ukuran kelompok, bisa dimanipulasi oleh peneliti.